Chibernews.co.id, Kota Batu,— Soal beredarnya video yang viral Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu, saat melakukan perjalanan dinas ke Solo kini mendapat reaksi keras dan menuai kecaman dari tokoh agama Kota Batu, Selasa, (03/12/24).
Pasalnya, di dalam video tersebut tampak memperlihatkan salah seorang pegawai Dishub Kota Batu diduga membawa minuman keras (Miras), sembari bernyanyi dan tertawa bersama dengan menunjukkan botol dengan mengacungkan jempolnya, saat di dalam bus yang membawa rombongan tersebut.
Dampak dari beredarnya video itu, mendapat sorotan tajam dari beberapa tokoh agama di Kota Batu dan masyarakat.
Pengelola Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Sidomulyo Kota Batu, Hasyim Sirajuddin mengecam sekaligus menyayangkan terkait dengan dugaan oknum pegawai Dishub Kota Batu yang diduga membawa Miras.
“Kalau sudah menjadi aparatur sipil negara (ASN) apapun itu akan dilihat bahkan akan jadi pembenaran untuk dicontoh oleh masyarakat banyak, tentu juga anak-anak kita. Terlepas apapun itu, hukum negara kita memang melarang Miras, hanya mengatur dan membatasi, tapi yang perlu diingat ada hukum yang tidak tertulis, karena justru lebih efektif dan terkadang lebih kejam, yaitu “hukum masyarakat”, sebab ini yang membuat masyarakat kita tidak lagi simpati pada aparaturnya. Artinya, tidak lagi percaya. Oleh karena itu, dalam hidup bermasyarakat dan bernegara tentu ini sangat berbahaya,” tegas Gus Sirot sapaan akrabnya, pada Selasa (3/12/2024).
Dirinya mengaku sangat menyayangkan sekali, jika itu memang benar adanya karena dapat mencoreng citra Pemerintah Kota Batu, terutama Dishub Kota Batu.
“Tentu ini menjadi preseden buruk, sekaligus sanksi sosial dari masyarakat kita, terlebih uang yang dipakai merupakan anggaran dari negara, yang dimana itu juga termasuk uang dari rakyat yang dipakai dalam perjalanan dinas tersebut,” papar Gus Sirot.
Iapun menegaskan kembali, jika oknum Dishub yang dimaksud terbukti memang melakukan hal yang tidak pantas yang berindikasi dan berpotensi menciderai kepercayaan masyarakat, maka harus ada tindakan tegas.
“Ya, kalau memang terbukti bersalah maka tentunya harus ada konsekwensi atau sanksi tegas dari aparat penegak hukum kita, tujuannya apa, agar memberikan efek jera supaya kejadian serupa tidak terulang kembali,” pungkas Gus Sirot.