Pimpinan Umum Chibernews.co.id Desak Kemenag Ambil Tindakan Tegas Kasus Pelecehan Seksual di Pompes Hadhramaut Kota Batu Korbannya Anak Yatim Piatu

Chibernews.co.id,Kota Batu – Kasus Pelecehan Seksual yang dimana korban merupakan anak yatim piatu di salah satu pondok pesantren bernama Hadhramaut di Kota Batu,

terus menuai perhatian dari berbagai pihak. pimpinan umum media chibernews.co.id Rahmat Hidayat,SH, menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa korban yang merupakan anak yatim piatu.

Peristiwa ini sudah mencoreng citra pesantren yang ada kota batu sebagai lembaga pendidikan keagamaan.

Menurut Rahmat Hidayat,SH, pondok pesantren Hadhramaut yang selama ini dianggap sebagai tempat menimba ilmu agama kini mencoreng nama pesantren sehingga hilang kepercayaan masyarakat.

“Pondok pesantren Hadhramaut yang seharusnya tempat menjadi teladan justru dinodai oleh ayah pemilik pondok pesantren itu sendiri Ini tentu memunculkan ketidakamanan dan ketidakpercayaan yang cukup tinggi di masyarakat,” ungkapnya, kamis, (30/1/2025).

Ia menegaskan,pihak kementrian agama khususnya departemen agama kota batu serta pemerintah kota batu dalam hal ini PJ bupati kota batu untuk mengambil langkah tegas agar bisa mencegah kejadian serupa di pondok pesantren lainnya yang ada di kota batu.

masa depan. Ia menyerukan kepada pemangku kebijakan, masyarakat, dan ulama untuk meningkatkan edukasi tentang ketegasan serta pencegahan kekerasan seksual, baik kepada santri maupun orang tua. Selain itu, saya harap pihak kepolisian polres batu untuk betul betul menuntaskan kasus ini dengan baik jangan beri ruang segar bagi pelaku pelecehan seksual.

Lebih lanjut, Rahmat Hidayat,SH meminta pemerintah, khususnya Kementerian Agama (Kemenag), untuk bersikap tegas dalam melindungi para santri. Ia menilai pemerintah perlu membangun sistem perlindungan dan pengawasan yang lebih ekstra ketat baik, termasuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap lembaga pendidikan di lingkungan pondok pesantren yang ada di kota batu jawa timur secara berkala.

“Langkah tersebut dianggap penting untuk memastikan tidak terulangnya kasus serupa di masa mendatang. Edukasi dan pengawasan dianggap sebagai langkah preventif yang harus menjadi prioritas Kementerian Agama.

Ia menekankan bahwa kesadaran kolektif tentang bahaya kekerasan seksual harus ditanamkan, sehingga setiap individu di lingkungan pendidikan memiliki pemahaman yang sama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan para santri. Kasus tersebut, menurutnya, menjadi peringatan keras bagi semua pihak untuk lebih serius dalam menangani isu kekerasan seksual di dunia pendidikan, termasuk pondok pesantren.

“Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga marwah pendidikan dan memastikan lingkungan pondok pesantren tetap menjadi tempat yang aman dan bermartabat,” pungkasnya

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *